LANGKAT |24jamtop.com : Pentingnya membangun kesadaran santri, dalam mengembangkan potensi lahan dengan program bertani, menjadi target program kegiatan positif di Pesantren Ulumul Quran Kabupaten Langkat.
Hal tersebut tegas disampaikan, pimpinan pesantren Ulumul Quran H Muhammad Iqbal didampingi dbeberapa pengurus, mengatakan perlunya sejumlah kegiatan positif yang dapat menanungi para santri dalam berkegiatan sebagai media untuk mengasah diri dan menemukan pengalaman selama berada di pesantren.
"Pesantren Ulumul Quran dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara telah melaksanakan pengabdian pada masyarakat di Pesantren Ulumul Quran Kota Stabat Kabupaten Langkat, Jumat, 7 Juni dan 15 Juni." Jelasnya.
Dipaparkan Muhammad Ikbal, ide pemikiran ini muncul, hasil dari perkembangan diskusi dengan pimpinan pesantren dan beberapa pengurus, terkait pesantren Ulumul Quran masih memerlukan kegiatan kegiatan positif yang dapat menanungi para santri dalam berkegiatan sebagai media untuk mengasah diri dan menemukan menggali pengalaman selama berada di pesantren.
Ditambah lagi, kegiatan bertani atau pelatihan Hidroponik ini,disinergikan dengan program kegiatan LPPM, sehingga terlaksana secara maksimal serta didukung sumberdaya alam dan luas lahan pesantren, yang cukup memadai untuk bercocok tanam.
"Dukungan lahan serta, berkesinambungan program LPPM USU, munculah ide kami untuk membangun kesadaran, mengembangkan potensi lahan, dan memberikan ilmu baru kepada santri dengan program bertani." Tegasnya.
Tak hanya itu, lanjutnya menerangkan, selain memberikan edukasi dan pemahaman baru bertani kepada santri, kegiatan positif LPPM USU ini, bila dikaitkan dengan isu lingkungan serta dukungan program ketahanan pangan menjadi sangat relevan.
Banyaknya permasalahan tentang lahan yang tidur, terbengkalai di pesantren dan diubah menjadi lahan produktif.
"Santri mendapat pilihan program kegiatan ekstra kurikuler yang variatif dan pesantren mendapat manfaat dari hasil pertanian yang akan dilakukan." Tegasnya.
Senada hal tersebut, Ketua LPPM USU Dr Hatta Ridho S Sos MSP menjelaskan, sosialisasi kegiatan ini menjadi penting untuk dilaksanakan, untuk lebih memahami target sasaran dan menunjukkan, bahwa Lembaga Pengabdian atau LPPM USU
"Memperhatikan isu-isu pemecahan masalah di masyarakat, yang dalam hal ini dapat memahami, rancangan kegiatan dan kebermanfaatannya bagi individu dan pesantren." Pungkas Ketua LPPM USU Dr Hatta Ridho S Sos MSP
Di sisi lain, Randa Putra K Sinaga, S.Sos, M.Kessos menjelaskan dan mengajak santri agar memahami Participatory Learning and Action (PLA) yang merupakan metodologi pendekatan pembangunan (pengembangan masyarakat) yang mengadopsi konsep pembelajaran masyarakat.
" Tokoh pengembang PRA/PLA adalah Robert Chambers dari Inggris,menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar PLA adalah pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan kritis atau pendidikan pembebasan yang mengartikan pembelajaran masyarakat sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya."
Artinya, lanjutan Randa K Sinagan menerangkan, bahwa orang dewasa tidak butuh belajar teori yang tidak relevan dengan kehidupannya. Orang dewasa, belajar sesuatu untuk dapat diterapkan.@red