MEDAN – Ketua Badan Koordinasi Pemuda Muslim (Bakopam) Sumatera Utara, Ibnu Hajar, meminta masyarakat Sumut tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi menyusul potensi dampak konflik antara Iran dengan Israel, serta konflik Israel-Palestina. Menurutnya, meski jauh, gejolak di Timur Tengah berpotensi memengaruhi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Sumut jika tidak diantisipasi dengan baik.
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa potensi kerawanan utama berasal dari sentimen keagamaan dan solidaritas kemanusiaan yang kuat di kalangan masyarakat Sumatera Utara. "Masyarakat kita sangat peduli dengan isu-isu kemanusiaan, terutama yang melibatkan saudara-saudara seiman," ujarnya. Jika tidak dikelola, hal ini bisa memicu reaksi berlebihan, polarisasi, atau bahkan tindakan yang tidak diinginkan.
Langkah Pencegahan Dampak Negatif Untuk menjaga stabilitas Kamtibmas, Bakopam Sumut menyarankan beberapa langkah strategis, Perkuat Dialog Antarumat Beragama: Mendorong komunikasi intensif antar pemuka agama dan organisasi masyarakat untuk menyamakan persepsi dan mencegah provokasi, Perangi Hoaks dan Literasi Media: Edukasi masyarakat untuk selalu menyaring informasi dan tidak mudah terpancing berita bohong atau hasutan di media sosial, Peran Vital Tokoh Agama dan Masyarakat: Tokoh agama dan masyarakat diminta terus menyerukan kedamaian dan persatuan, menenangkan massa agar tidak terpancing emosi.
Tingkatkan Kewaspadaan Aparat Keamanan: Polri dan TNI perlu meningkatkan patroli, deteksi dini potensi kerawanan, dan kesiapsiagaan, Prioritaskan Persatuan Bangsa: Masyarakat diingatkan untuk tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala perbedaan, serta tidak membiarkan konflik eksternal mengganggu stabilitas dalam negeri.
"Kami dari Bakopam Sumut siap bersinergi dengan semua pihak untuk menjaga kondusifitas Kamtibmas. Penting bagi kita semua untuk bijak menyikapi konflik di Timur Tengah dan tidak terpancing emosi yang dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat luas," tegas Ibnu Hajar.@red